Jumat, 30 Desember 2011

Hujan

2

Hujan turun lagi....

Kalau ngomongin hujan jadi ingat masa kecil dulu, saat hujan turun pada main hujan-hujanan. Begitu senang, bermain bersama tanpa beban. Sekarang dikala hujan turun aku melihat anak-anak kecil yang asik bermain-main dibawah guyuran hujan, ingin rasanya bermain bersama mereka.

Pernah gak kalian dengar lagu anak-anak yang berjudul "hujan", kira-kira liriknya seperti ini. Tik tik tik bunyi hujan di atas genting, Airnya turun tidak terkira, Cobalah tengok dahan dan ranting, Pohon dan kebun basah semua...... Sebenarnya itu hanya satu contoh karya yang terinspirasi dari hujan, kalau kita lihat masih banyak lagu-lagu yang dalam liriknya dibuat dengan isprirasi dari hujan.

Hujan turun memberikan banyak manfaat bagi manusia, hewan, dan alam, bukan hanya untuk minum. Orang memanfaatkan danau untuk pembangkit listrik, memanfaatkan sungai untuk mengairi sawah, dan banyak hal lain.

Tapi ngomong-ngomong kalian tahu nggak perihal hujan?

Dalam Al-Quran ayat kesebelas Surat az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang diturunkan dengan “ukuran yang sesuai”, sebagai berikut:

Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan Kami hidupkan dengan itu daerah yang sudah mati. Demikian juga kamu akan dibangkitkan (dari kematian). (Surat az-Zukhruf, 11)

“Ukuran” yang disebutkan di ayat ini berkaitan dengan sepasang sifat hujan. Pertama, air hujan yang jatuh di bumi selalu sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah air yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus-menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu “ukuran”.

Lalu bagaimana proses terjadinya hujan?

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara. Lalu awan terbentuk. Akhirnya curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas di Al-Qur’an berabad-abad yang lalu yang memberi informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan:

Dialah Allah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka bila Ia menurunkannya kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, mereka pun bergembira ria. (Surat ar-Ruum, 48).

Kini mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP 1: Dialah Allah Yang mengirimkan angin…”
Gelembung-gelembung udara yang tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan yang pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.

TAHAP 2: “…dan yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (engan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP 3: “…lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan, dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar.

Udah dulu ya, mudah-mudahan menjadikan inspirasi buat kita semua.

2 komentar:

Posting Komentar