Minggu, 15 Januari 2012

Fenomena Mobil-mobil Karya Siswa SMK

2


Akhir-akhir ini memang berita tentang mobil-mobil karya siswa-siswa SMK semakin berkembang di koran, majalah, dan televisi. Setelah kemunculan mobil kiat esemka yang sempat membuat fenomenal karena digunakan oleh pejabat. Kini banyak mobil-mobil lainnya ikut bermunculan seolah tak mau ketinggalan. Beberapa tahun yang lalu memang sudah muncul berita tentang mobil kaya SMK, tapi seiring berjalan waktu, berita itu kian lenyap. Kini pada saat muncul untuk kedua kalinya, banyak yang berharap mobil-mobil tersebut bisa diproduksi secara masal.
Berikut ini saya tampilkan foto beberpa mobil karya siswa-siswa SMK yang patut kita acungi jempol :
foto
 Mobil KIAT ESEMKA Solo

img 
Mobil ESEMKA Singosari - Malang 

 
Mobil ESEMKA Surabaya
Mobil Tawon
Mobil Tawon Banten

Mobil Toko Sulsel
Read More >>

Sabtu, 31 Desember 2011

Legenda Timnas Indonesia dari Masa ke Masa

4

Siapa yang tidak mengenal Sepak Bola, sebuah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini layak mendapat predikan sebagai olahraga paling terkenal dan paling banyak dimainkan di muka bumi.

Di Indonesia sendiri sejarah sepak bola diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Dari masa ke masa Indonesia mampu mencetak pemain-pemain yang melegenda, terutama dalam membela Timnas Indonesia berlaga di ajang Internasional. Berikut adalah nama-nama legenda sepakbola Indonesia yang namanya ikut menjadi perjalanan sejarah Timnas.

Maulwi Saelan, lahir tanggal 8 Agustus 1928 di Makassar, Sulawesi Selatan. Maulwi Saelan adalah salah satu pemain sebak bola legendaris dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebagai penjaga gawang, karirnya di Timnas dimulai tahun 1951 - 1958. Pemain yang dijuluki si Benteng Beron ini juga pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI antara tahun 1964 - 1967.

Thio Him Tjiang lahir di Jakarta, tanggal 28 Agustus 1929. Dia adalah seorang pemain sepak bola Indonesia di era tahun 1950an. Ia merupakan atlet berprestasi hasil binaan Klub Union Makes Strength (UMS), salah satu klub sepak bola tertua di Indonesia dan klub yang tergabung dalam Persija Jakarta.
Thio Him Tjiang yang bermain sebagai gelandang, memperkuat Tim Merah Putih selama 8 tahun (1951-1958). Setelah pensiun sebagai pemain, Ia tidak mau melanjutkan karier sebagai pelatih sebagaimana teman-temannya yang lain. Thio Him Tjiang tetap memegang teguh prinsip ingin dikenang sebagai pemain sepak bola saja bukan sebagai pelatih sepak bola.

Andi Ramang lahir di Makassar, 26 September 1987) adalah pemain sepak bola Indonesia dari PSM Makassar yang terkenal pada tahun 1950-an. Ia berposisi sebagai penyerang. Dia pernah mengantarkan PSM ke tangga juara pada era Perserikatan serta pernah memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia. Karirnya di Timnas dimulai tahun 1952 - 1962. Ramang dikenal sebagai penyerang haus gol.
Ramang memang penembak lihai, dari sasaran mana pun, dalam keadaan sesulit bagaimana pun, menendang dari segala posisi sambil berlari kencang. Satu keunggulan yang masih diidamkan oleh setiap pemain bola kita hingga saat ini, terutama tembakan salto. Keahlian itu tampaknya karunia alam untuk pribadi Ramang seorang sebagai bekas pemain sepakraga yang ulung. Gol melalui tendangan salto yang indah dan mengejutkan seringkali dipertunjukkan oleh Ramang. Satu di antaranya saat PSSI mengalahkan RRC dengan 2-0 di Jakarta.

Yudo Hadianto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 19 September 1941. Dia adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia era 1960-an dan 1970-an. Pada masanya ia sempat diakui sebagi kiper terbaik Asia. Pemain yang disapa Papi ini memulai karir di Timnas tahun 1961-1976. Selain itu ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UI periode 1960-1963 tetapi tidak selesai.

M. Basri lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 5 Oktober 1942. Basri memulai kariernya di Klub MOS pada tahun 1961 dan dilanjutkan di klub Pardedetex dan HBS Surabaya. Basri sempat membela timnas di Asian Games 1962. Pada saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia. Selanjutnya, Basri terus tampil pada dua Asian Games berikutnya. Ia juga menjadi bagian timnas saat Indonesia turun di Ganefo. Pemain gelandang yang disapa Teta ini memperkuat Timnas dari tahun 1962 - 1973.

Liem Soei Liang alias Surya Lesmana lahir di Balaraja, Tangerang, 20 Mei 1944. Surya adalah seorang pemain sepak bola terkenal Indonesia di era tahun 1960an. Ia memperkuat tim nasional PSSI selama 10 tahun 1963-1972 dan Persija Jakarta selama 14 tahun 1962-1975. Ketika masa jayanya, Surya Lesmana dikenal sebagai gelandang jempolan yang memiliki kemampuan menyerang ataupun bertahan sama baiknya.
Surya Lesmana mengawali karier sepak bola di Klub Union Makes Strength (UMS) pada tahun 1958, seangkatan dengan Mulyadi (Tek Fong). Di bawah bimbingan pelatih Endang Witarsa (Lim Soen Joe) kemampuannya semakin terasah. Karena kemampuan individunya yang bagus, Ia kemudian diminta bergabung dengan Persija Jakarta pada tahun 1962 dan kemudian diminta memperkuat tim nasional pada tahun 1963.

Anwar Ujang lahir di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, 2 Maret 1945. Anwar adalah mantan pemain nasional sepak bola Indonesia di era 1970-an dan 1980-an dari Klub Persika Karawang. Sebelum menjadi pemain sepak bola sempat menjadi karyawan Pertamina pada tahun 1960. Pemain dengan nomor punggung 5 ini pertama kali bergabung dengan PSSI pada April 1965 dan menjadi Kapten PSSI pada tahun 1971 - 1974. Pada masa jayanya, ia sering dijuluki Beckenbauer Indonesia dan bersama tim Indonesia sering melakukan pertandingan-pertandingan melawan tim dari Eropa dan Asia.

Yuswardi, pria yang lahir di Medan, Sumatera Utara, 2 Juli 1945 ini adalah mantan pemain nasional sepak bola Indonesia pada era 1970-an. Yuswardi yang sering disapa Ajo ini berposisi sebagai bek kanan. Karir di Timnas mulai tahun 1967 - 1974.

Iswadi Idris lahir di Banda Aceh, tamggal 18 Maret 1948. Iswadi adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia. Pemain yang dijuluki "Boncel" karena tubuhnya relatif pendek (tinggi 165 cm) ini termasuk pemain paling berbakat yang dimiliki Indonesia. Ia memperkuat timnas PSSI sebagai pemain gelandang pada era 1960-an dan 1970-an. Selama menjadi pemain, Bang Is, demikian ia akrab disapa, sangat menggemari nomor punggung 13.
Tahun 1994, Bang Is masuk ke dalam jajaran pengurus PSSI. Sejumlah jabatan pernah dipercayakan kepadanya mulai dari Direktur Kompetisi dan Turnamen PSSI, anggota Komisi Disiplin PSSI hingga Direktur Teknik PSSI. Terakhir ia menjabat sebagai Manajer Teknik Badan Tim Nasional serta tim monitoring bersama Risdianto dan Ronny Pattinasarani.

Junaedi Abdillah lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Februari 1948. Junaidi menimba ilmu sepak bola bersama klub Indonesia Muda. Dia juga pernah belajar di Diklat Salatiga pada 1960-an. Dari Salatiga, Junaidi masuk tim nasional junior. Di tim yang disebut PSSI B itu, mereka berhasil menjadi runner-up Kejuaraan Juior Asia 1967 di bawah Israel. Ketika itu, Federasi Sepak Bola Israel masih tergabung di zona Asia.
Keberhasilan itu mengantar Junaidi ke tim nasional senior atau PSSI A. Junaidi juga pernah memperkuat Indonesia di kualifikasi Olimpiade Munich 1972 bersama dengan Iswadi Idris dan Ronny Pattinasarani.

Ronald Hermanus Pattinasarany atau lebih dikenal dengan nama Ronny Pattinasarany lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 9 Februari 1949. Era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih.
Pria berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas. Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981, Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali Perak SEA Games 1979 dan 1981.

Nobon Kayamudin memperkuat tomnas dari tahun 1971 - 1979. Merupakan salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia. Dia berposisi sebagai gelandang. Dia juga mendapat julukan Biang Kerok. Bermain di Divisi Satu adalah sejarah terburuk bagi salah satu tim pilar Liga Indonesia ini. Namun, di bawah tangan dingin pelatih Nobon Kayamudin, PSMS berhasil promosi ke Divisi Utama. Kendati membawa PSMS promosi, Nobon didepak oleh klub dan kemudian digantikan oleh pelatih Sutan Harhara.

Risdianto lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 3 Januari 1950. Gayeng sapaan akrabnya adalah seorang mantan pemain nasioanl sepak bola Indonesia di era 1970-an dan 1980-an. Risdianto adalah pemain Indonesia pertama yang dikontrak selama satu musim oleh Mackinnons FC, salah satu tim Divisi Utama Hong Kong (1974-1975). Ia pemain sepak bola Indonesia kedua yang dipinang klub luar negeri, setelah Iswadi Idris. Dia meninggalkan Hong Kong untuk bergabung dengan tim nasional Pra-Olimpiade 1976, yang saat itu langkah tim nasional dihentikan Korea Utara lewat drama adu penalti. Risdianto membela Timnas selama 10 tahun (1971 - 1981).

Rully Rudolf Nere lahir di Papua, 13 Mei 1957. Ia pernah memperkuat timnas nasional beberapa kali pada periode tahun 1980-an. Dalam kompetisi liga, ia memperkuat Persipura Jayapura. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI periode 2003 - 2007. Sebelumnya ia pernah melatih PSPS Pekanbaru, Persiba Bantul, PS Palembang, dan PSSI U-20.

Bambang Nurdiansyah lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 28 Desember 1958. ia adalah seorang pemain sepak bola dan pernah memperkuat Pelita Jaya dan tim nasional Indonesia selama 11 tahun 1980-1991). Pemain yang dijuluki Gerd Muller ini bermain dengan posisi penyerang (striker). Kini ia berkarir sebagai pelatih tim-tim besar di Indonesia, dia juga pernah menjadi pelatih tim nasional sepak bola putri pada SEA Games XXII.

Ricky Yacobi lahir di Medan, Sumatera Utara, tanggal 12 Maret 1963. Masa keemasan Ricky Yacob terjadi pada paruh kedua dekade 1980-an. Karier sepak bolanya banyak dihabiskan bersama klub Arseto Solo. Selain itu ia pernah memperkuat PSMS Medan sewaktu merebut Piala Suratin. Selama bermain di Indonesia, Ricky tidak pernah membawa klubnya menjadi juara (Galatama/Liga Indonesia). Namun, ia sempat dua kali turut mempersembahkan medali emas SEA Games pada tahun 1987.

Zulkarnaen Lubis lahir di Binjai, Sumatera Utara, 21 Desember 1958. Dia pernah bermain di PSMS Medan (1979-1980) dan Mercu Buana Medan (1981-1982), sebelum memperkuat klub-klub elite di Pulau Jawa, di antaranya Yanita Utama Bogor.
Pada eranya ia sering dijuluki sebagai Maradona Indonesia karena ia sering beroperasi di lini tengah, gocekan dan umpan-umpan matang dari kaki Zulkarnaen membuat para penyerang depan seperti mendapat pelayanan kelas satu. Talenta itu juga yang membawa Zulkarnaen menghuni skuad timnas dari tahun 1983 - 1986.

Robby Darwis yang lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 30 Oktober 1964 ini adalah seorang pemain sepak bola legendaris Indonesia yang terkenal pada tahun 1990-an dan merupakan salah satu bintang Persib Bandung pada era tersebut.
Ia berposisi sebagai stoper (bek tengah). Pada musim pertama Liga Indonesia, ia membawa Persib menjadi juara sebagai kapten tim. Darwis pernah pula bermain di Liga Malaysia, memperkuat Kelantan FC. Di tim nasional Indonesia (1987-1997), ia tampil sebanyak 53 kali dan mencetak 6 gol.

Widodo Cahyono Putro lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 8 November 1970. Widodo mengawali sebagai pemain profesional di klub Galatama, Warna Agung (1990 - 1994). Bakatnya di temukan oleh Endang Witarsa. Setelah itu ia pindah ke Petrokimia Putra Gresik, hingga 1998. Di Klub inilah penampilan Widodo semakin meningkat dan ia menjadi bagian dari Tim nasional sepak bola Indonesia hingga ia meraih prestasi hasil dari tendangan saltonya saat melawan Kuwait yang dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia 1996.
Pada tahun 2006 itu juga hingga 2008 ia dipercaya BTN untuk menjadi asisten pelatih Tim nasional sepak bola Indonesia Pra Olimpiade, SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia. Pada 2009 ia kembali dipercaya BTN untuk mendampingi Alfred Riedl. Karir kepelatihannya di Timnas masih berlanjut sampai saat ini.

Kurniawan Dwi Yulianto yang lahir di desa Kalinegoro Kabupaten Magelang adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia. Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.
Kurniawan membela timnas Indonesia selama 11 tahun dari tahun 1995–2006. Saat ini Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas sepak bola Indonesia dengan 31 gol.

Bambang Pamungkas yang lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 31 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Indonesia Super League dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.
Meskipun tidak terlalu tinggi (168 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA. Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.

Kira-kira siapa lagi ya yang akan menjadi legenda Timnas Indonesi berikutnya?? Kita tunggu saja kemunculan pemain-pemain muda Indonesia untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah persepabolaan Internasional.

Bravo sepakbola Indonesia.
Read More >>

Pesawat Kepresidenan Negara Mana Yang Paling Keren?

0

Jika para pejabat di Indonesia sedang sibuk memperdebatkan masalah PRO dan KONTRA tentang pembelian Pesawat Kepresidenan, Banyak Negara-negara maju di dunia yang memiliki pesawat-pesawat kepresidenan yang super mewah dan keren habis. Nggak percaya? yuk kita lihat...

Air Force One adalah pesawat kepresidenan Amerika Serikat (AS). Pesawat ini merupakan salah satu pesawat kepresidenan yang paling terkenal di dunia.

Sejak tahun 1990, armada kepresidenan terdiri atas 2 pesawat serial Boeing 747-200B terspesifikasi tinggi – kode ekor "28000" dan "29000" – dengan penunjukan "VC-25A". 

Hanya ada satu Air Force One yang diperuntukkan bagi presiden; jika WaPres terbang pesawat ini disebut sebagai Air Force Two. Kalau tidak maka akan dipanggil dengan nomornya, seperti pesawat lain.

Berikutnya adalah pesawat Kerajaan Inggris. Kendaraan udara untuk mengangkut keluarga kerajaan, Perdana Menteri (PM) dan para menterinya selama ini disediakan oleh Skuadron 32 Royal Air Force (RAF). 

Seperti Amerika, penggunaannya juga eksklusif dan dirawat oleh RAF yang merupakan angkatan udara negara tersebut.

Kepresidenan Rusia menggunakan dua pesawat Ilyushin I1-96-300PU yang dikelola Russia State Transport Company. 

Ilyushin adalah sebuah biro desain dan produsen pesawat Rusia, didirikan oleh Sergey Vladimirovich Ilyushin. Ilyushin didirikan di bawah Uni Soviet.

Setidaknya salah satu diantaranya dimodifikasi menjadi super mewah untuk kendaraan VIP oleh perusahaan Inggris, seharga 10 juta poundsterling.

Jepang memiliki dua Boeing 747-400 dengan nomor 20-1101 dan 20-1102 yang dikelola Japan Air Self-Defense, yang juga merupakan pasukan udara bersenjata dari Pasukan Bela Diri Jepang. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Japan Air Self-Defense Force, atau disingkat JASDF.

Pesawat ini digunakan secara eksklusif oleh PM, serta kaisar, permaisuri dan keluarga. Secara resmi, pesawat-pesawat ini disebut seifu-senyo-ki atau Japanese Air Force One dan Japanese Air Force Two.

Untuk Kepresidenan Kanada, terdapat sebuah armada yang terdiri dari lima Airbus A310-300 (CC-150 Polaris) dan empat B.Challenger 604 (CC-144) yang diterbangkan kru 437 Transport Squadron. 

Kelima pesawat ini digunakan oleh Perdana Menteri (PM), keluarga kerajaan dan gubernur jenderal Kanada.

Kemudian Australia menggunakan dua jet bisnis Boeing 737 dan tiga Challenger 604. Pesawat-pesawat itu dikelola Royal Australian Air Force yang juga merupakan angkatan udara Australia. 

Pesawat-pesawat ini digunakan untuk kepentingan untuk gubernur jendral, PM dan Menteri Luar Negeri baik di dalam maupun ke luar negeri.

Sementara itu Indonesia untuk berbagai keperluan perjalanan dinas Presiden dan Stafnya menggunakan pesawat yang disewa dari Garuda Indonesia. Garuda Indonesia sendiri merupakan maskapai penerbangan nasional dan internasional milik negara.

Beberapa waktu lalu muncul ide untuk membeli pesawat khusus yang diperuntukkan untuk memfasilitasi seluruh perjalanan dinas presiden. Tetapi sampai saat ini masih terjadi pro dan kontra untuk pembelian tersebut.

Mungkin cukup ini dulu ya, kalau ada lain silahkan bantu tambahin lewat coment....
Read More >>